Berbagi itu indah

Shalat Berjama'ah (3)

 


Shalat Berjama'ah (ke-3)

Assalamu ‘Alaikum Wr Wb

Salam 234, dalam kajian berikut saya akan mengetengahkan hasil dari kegiatan Jihad Pagi MTA Pusat Surakarta yang memberi pelajaran kepada saya tentang Shalat Berjamaah bagian yang ketiga. Brosur ini saya simpan di sini dengan maksud agar tidak mudah hilang dan bisa saya buka sewaktu-waktu. Adapun bagi sahabat dan teman-teman yang menginginkan Brosur Aslinya bisa menghubungi MTA Pusat Surakarta, atau juga bisa Download di bagian yang saya sediakan.

#brosurjihadpagi#

Ahad, 08 Nopember 2020/22 Rabiul awwal 1442

Brosur No. : 2028/2068/IF

Shalat Berjama'ah (ke-3)

~

Hal-hal yang dilakukan oleh Imam di dalam shalat

1.  Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram, agar makmum mengetahui bahwa imam telah memulai shalat.

2.  Menyaringkan/menjahrkan bacaan Al-Fatihah dan surat/ayat Al-Qur'an pada dua rekaat shalat Maghrib, shalat 'Isyak dan shalat Shubuh, serta shalat-shalat berjama'ah yang lain yang dituntunkan membaca jahr.

3.  Menyaringkan Takbir-takbir serta bacaan I'tidaal, dan Salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.

4.  Menjaga kesempurnaan shalat tersebut, bacaannya teratur, tidak tergesa-gesa, menjaga thuma'ninahnya, dan terutama kekhusyu'annya yang merupakan jiwa dari shalat itu, ini semua mengingat bahwa imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya.

5.  Disunnahkan bagi imam, setelah selesai shalat untuk menghadap makmum, atau menghadap ke kanan .

Dan perlu mendapat perhatian bahwa hendaknya seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya, karena mungkin diantara mereka ada yang telah lanjut usia atau orang yang lemah ataupun orang-orang yang mempunyai keperluan. Maka hendaknya imam berlaku bijaksana, yaitu tidak memanjangkan bacaan atau memilih surat yang panjang-panjang, tetapi mencukupkan dengan membaca bacaan yang ringan pada setiap rukunnya tanpa mengurangi ketertiban dan thuma'ninahnya.

~

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya, karena diantara mereka ada anak kecil, ada orang yang sudah tua, ada orang yang lemah, dan ada pula orang yang sakit, akan tetapi apabila ia shalat sendirian, maka bolehlah ia shalat bagaimanapun ia suka". [HR. Muslim juz 1, hal. 341, no. 183]

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian shalat mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya, karena diantara mereka ada orang yang lemah, ada orang yang sakit, dan ada orang yang mempunyai keperluan". [HR. Muslim juz 1, hal. 341, no. 185]

~

Dari Jabir bahwasanya ia berkata, "Mu'adz bin Jabal Al-Anshariy pernah mengimami shahabat-shahabatnya pada shalat Isyak, dan ia membaca surat yang panjang. Lalu ada seorang laki-laki diantara kami yang memutus, lalu ia shalat sendiri. Kemudian Muadz diberitahu tentang hal itu, lalu Muadz berkata, Dia munafiq. Setelah perkataan Muadz itu sampai kepada laki-laki tersebut, lalu ia menghadap kepada Rasulullah SAW menyampaikan apa yang dikatakan Muadz. Maka Nabi SAW bersabda kepada Muadz, "Ya Mu'adz, apakah kamu hendak menjadi tukang penyusah ? Apabila kamu mengimami orang banyak, maka bacalah surat Wasy syamsi wa dluhaahaa, atau Sabbihisma robbikal a'laa, atau Iqro' bismirobbika, atau wallaili idzaa yaghsyaa". [HR. Muslim juz 1, hal. 340, no. 179]

~

Dari Samurah bin Jundab, ia berkata, "Dahulu Nabi SAW apabila selesai shalat, beliau menghadap kepada kami". [HR. Bukhari juz 1, hal. 205]

~

Dari Al-Baraa' (bin 'Aazib), ia berkata, "Dahulu apabila kami shalat di belakang Rasulullah SAW kami senang berada di bagian kanan beliau. Karena (setelah selesai shalat) beliau menghadap kepada kami". [HR. Muslim juz 1, hal. 492, no. 62]

~

Hal-hal yang harus dilakukan oleh makmum dalam shalat berjama'ah.

1. Merapikan shaff serta meluruskan dan merapatkannya

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Ratakanlah shaff-shaff kalian, karena sesungguhnya meratakan shaff itu termasuk dari kesempurnaan shalat". [HR. Muslim, juz 1, hal. 324, no. 124]

~

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Ratakanlah shaff-shaff kalian, karena sesungguhnya meratakan shaff itu termasuk dari kesempurnaan shalat". [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 317, no. 993]

~

Dari Al-Baraa' bin 'Aazib, ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW mendatangi barisan shaff dari sudut ke sudut, beliau meratakan dada-dada kami dan bahu-bahu kami sambil bersabda, "Janganlah kalian berselisih (maju mundur), yang menyebabkan berselisihnya hati kalian pula. Dan beliau bersabda, Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada ahli shaff yang pertama". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178, no. 664].

~

2. Menyambung shaff (menutup tempat yang longgar)

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Luruskanlah shaff, dan sejajarkanlah bahu, dan tutuplah tempat yang longgar, dan lembutkanlah diri kalian (apabila ditarik oleh tangan-tangan saudara-saudara kalian), dan janganlah kalian biarkan celah-celah untuk syaithan. Dan barangsiapa menyambung shaff, niscaya Allah menyambungnya dan barangsiapa memutus shaff, niscaya Allah memutusnya". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178, no. 666]

~

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang menyambung shaff, niscaya Allah menyambungnya, dan barangsiapa yang memutus shaff, niscaya Allah Azza wa Jalla memutusnya. [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 93]

~

3. Mengikuti segala gerak-gerik imam, tertib dan tidak mendahuluinya

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW bersabda,  "Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diturut. Apabila imam bertakbir maka bertakbirlah kalian, apabila imam ruku' maka ruku'lah kalian, apabila imam mengucap Samialloohu liman hamidah, maka ucapkanlah, Robbanaa walakal hamdu, apabila imam bersujud, maka bersujudlah, dan apabila imam shalat dengan duduk, maka shalatlah kalian semuanya dengan duduk". [HR. Bukhari juz 1, hal. 179]

~

Dari Anas bin Maalik, ia berkata : Rasulullah SAW pernah terjatuh dari kuda sehingga terluka, kemudian beliau mengimami kami shalat dengan duduk, maka kamipun bermamum kepada beliau dengan duduk. Setelah selesai shalat beliau bersabda, Sesungguhnya imam itu, atau beliau bersabda, Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diturut. Maka apabila imam bertakbir, bertakbirlah kalian, apabila imam rukumaka rukulah kalian, apabila imam mengangkat kepala bangkit dari rukumaka angkatlah kepala kalian bangkit dari ruku, apabila imam mengucap samialloohu liman hamidah, ucapkanlah robbanaa walakal hamdu, apabila imam bersujud, maka bersujudlah kalian, dan apabila imam shalat dengan duduk, maka shalatlah kalian semuanya dengan duduk. [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 225, no. 358, hadits hasan shahih]

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami, beliau bersabda, Janganlah kalian mendahului imam. Apabila imam bertakbir, maka bertakbirlah kalian, apabila imam mengucap waladldloolliin, ucapkanlah aamiin, apabila imam ruku, rukulah kalian, dan apabila imam mengucap samialloohu liman hamidah, ucapkanlah Alloohumma robbanaa lakal hamdu””. [HR. Muslim juz 1, hal. 310, no. 87]

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (mengangkat kepala) itu tidak takut bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala himar ?". [HR. Muslim juz 1, hal. 320, no. 114]

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (mengangkat kepala) itu tidak takut bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala himar ?". [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 96]

4. Diam dan mendengarkan bacaan imam ketika imam membaca Al-Fatihah dan surah/ayat Al-Qur'an dengan jahr. Firman Allah SWT :

Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah agar kalian mendapat rahmat. [QS. Al-A'raaf : 204]

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diturut, maka apabila imam bertakbir, bertakbirlah kalian, apabila imam membaca, maka diamlah (mendengarkan), apabila imam membaca ghoiril maghdluubi alaihim wa ladldloolliin, ucapkanlah aamiin. Apabila imam ruku, maka rukulah kalian, apabila imam mengucap, Samialloohu liman hamidah, maka ucapkanlah, Alloohumma robbanaa wa lakal hamdu, apabila imam bersujud, maka bersujudlah kalian, dan apabila imam shalat dengan duduk, maka shalatlah kamu sekalian dengan duduk. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 276, no. 846]

~

Dari Abu Hurairah, bahwasanya pernah Rasulullah SAW setelah selesai dari melaksanakan shalat yang beliau baca dengan jahr (nyaring), lalu beliau bersabda, "Apakah tadi diantara kalian ada yang membaca bersamaku ?". Lalu ada seorang laki-laki menjawab, "Betul, ya Rasulullah". Rasulullah SAW bersabda, "Aku bertanya, mengapa aku dilawan dalam membaca Al-Qur'an ?". (Abu Hurairah) berkata, "Setelah peristiwa itu orang-orang berhenti dari membaca bersama Rasulullah SAW diwaktu shalat yang Nabi SAW membacanya dengan jahr setelah mereka mendengar yang demikian itu dari Rasulullah SAW". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 218, no. 826]

~

5. Membaca "Aamiin" bersama imam ketika imam selesai membaca Al-Fatihah.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW apabila setelah membaca ghoiril maghdluubi 'alaihim wa ladldlooliin, lalu mengucap aamiin sehingga terdengar kepada orang yang dekat dengan beliau dishaff yang pertama". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 246, no. 934]

~

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda Apabila Imam membaca aamiin, maka bacalah aamiin. Karena barangsiapa yang bacaan aamiinnya itu bertepatan dengan bacaan aamiinnya para malaikat, niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu. Ibnu Syihab (perawi) berkata, Dan Rasulullah SAW membaca aamiin. [HR. Bukhari, juz 1, hal. 190].

~

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Apabila imam telah membaca ghoiril maghdluubi alaihim waladldloolliin, maka ucapkanlah aamiin, karena barangsiapa yang ucapannya itu bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya diampuni baginya dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari juz 1, hal. 190]

~

6. Cukup membaca "Robbanaa wa lakal hamdu" atau bacaan i'tidaal yang lain, setelah imam membaca "Sami'alloohu liman hamidah".

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Apabila imam mengucap samialloohu liman hamidah, maka ucapkanlah robbanaa wa lakal hamdu. Karena barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan para malaikat, niscaya diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu. [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 167, no. 266, ia berkata : Ini hadits hasan shahih]

~

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Apabila Imam mengucapkan Sami'alloohu liman hamidah, maka ucapkanlah Alloohumma robbanaa lakal-hamdu, karena barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapannya para malaikat, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [HR. Bukhari juz 1, hal. 193]

7. Memperingatkan Imam apabila keliru (bagi laki-laki dengan mengucap subhaanallooh, dan bagi wanita dengan tepuk tangan).

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi wanita". [HR. Muslim juz 1, hal. 318, no. 106].

~

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi wanita". [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 230, no. 367, ia berkata : Ini hadits hasan shahih].

 

Bersambung ......

Brosur yang asli bisa (download di sini)

 

0 Response to "Shalat Berjama'ah (3)"

Posting Komentar