Sholat Berjama'ah (1)
Shalat Berjama'ah (ke-1)
Assalamu ‘Alaikum Wr Wb
#brosurjihadpagi#
~
Ahad, 25 Oktober 2020/08 Rabiul awwal 1442
Ahad,
Brosur No. : 2026/2066/IF
Shalat Berjama'ah (ke-1)
~
Pengertian
shalat berjama'ah
~
Shalat
berjama'ah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak secara bersama, paling
sedikit dua orang, salah seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan
lebih mengerti tentang hukum Islam (Al-Qur'an dan Hadits) dipilih menjadi imam,
dan yang lain menjadi makmum. Shalat berjama'ah ini hukumnya sunnah muakkadah.
Keutamaan
shalat berjama'ah
~
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Shalatnya seseorang
dengan berjama'ah (di masjid) itu berlipat ganda (pahalanya) dengan dua puluh
lima kali lipat dari pada shalatnya di rumah dan di pasar. Yang demikian itu
karena apabila ia berwudlu dan memperbagus wudlunya, kemudian berangkat ke
masjid yang mana tidak ada yang menggerakkannya untuk berangkat ke masjid itu
kecuali (untuk) shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya satu langkah,
kecuali dengannya diangkat satu derajat untuknya dan dihapuslah dengannya satu
kesalahannya. Dan apabila ia telah shalat, para malaikat terus-menerus
mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya (dan selama belum
bathal wudlunya)”. Malaikat mengucapkan "Alloohumma shalli 'alaih,
Alloohummar-hamhu" (Ya Allah, berilah berkah kepadanya, Ya Allah, berilah
rahmat kepadanya). Dan senantiasa ia dianggap shalat selama ia menunggu (untuk)
shalat". [HR. Bukhari juz 1, hal. 158].
~
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasa seorang hamba
terhitung shalat selama ia berada di tempat shalatnya untuk menunggu datangnya
waktu shalat wajib. Dan para malaikat mendoakan Alloohummaghfir lahu,
Alloohummar hamhu. (Ya Allah berilah ampun kepadanya, ya Allah berilah rahmat
kepadanya)”. Yang demikian itu hingga ia berpaling atau ia berhadats”. Aku (Abu
Rafi’) bertanya (kepada Abu Hurairah), “Apa yang dimaksud berhadats itu ?”.
(Abu Hurairah) menjawab, “Kentut yang tidak berbunyi, maupun yang berbunyi”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 459, no. 274].
~
Dari
‘Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Shalat berjama'ah
itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh
derajat". [HR. Bukhari juz 1, hal. 158]
~
Dari
Ibnu ‘Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Shalat berjama'ah itu
lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat".
[HR. Muslim juz 1, hal. 450, no. 249]
~
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Shalat
berjama’ah itu lebih utama dari pada shalatnya seseorang diantara kalian
sendirian dengan dua puluh lima bagian, dan para malaikat yang mengurusi malam
berkumpul dengan para malaikat yang mengurusi siang (menyaksikan) pada shalat
Shubuh”. Kemudian Abu Hurairah berkata, ”Bacalah jika kalian mau, ayat Inna
qur-aanal fajri kaana masyhuudaa (Sesungguhnya shalat shubuh itu disaksikan
oleh para malaikat)” Al-Israa’ : 78. [HR. Bukhari juz 1, hal. 159]
~
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa bersuci
(berwudlu) di rumahnya, kemudian ia berjalan ke suatu masjid diantara
masjid-masjid Allah untuk melaksanakan kewajiban diantara kewajiban-kewajibannya
kepada Allah, maka setiap dua langkahnya adalah yang satu menghapus kesalahan,
dan yang lain mengangkat derajat". [HR. Muslim juz 1, hal. 462, no. 282]
~
Dari
‘Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata : Barangsiapa yang senang untuk bertemu
kepada Allah sebagai orang yang berserah diri besok (pada hari qiyamat), maka
hendaklah ia menjaga shalat-shalatnya di mana dipanggil (diadzani) untuk shalat
itu. Karena sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan kepada Nabi kalian SAW
dengan sunnah-sunnah petunjuk. Dan sesungguhnya mendatangi shalat-shalat itu
termasuk sunnah-sunnah petunjuk. Dan seandainya kalian shalat di rumah-rumah
kalian sebagaimana orang yang tidak mau datang ke masjid ini shalat di
rumahnya, sungguh berarti kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan
seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, sungguh kalian akan
tersesat. Dan tidaklah seseorang bersuci (berwudlu) dan memperbaguskannya
kemudian pergi ke satu masjid diantara masjid-masjid ini, kecuali Allah
mencatat dengan setiap langkah kaki yang ia melangkah (ke masjid) itu dengan
satu kebaikan baginya, dan dengannya Allah mengangkatnya satu derajat, dan
dengannya pula Allah menghapuskan satu kesalahan. Dan sungguh saya telah
melihat (keadaan) kita. Tidaklah enggan untuk mendatangi shalat (di masjid)
kecuali orang munafiq yang telah diketahui kemunafiqannya, dan sungguh ada
seorang laki-laki yang didatangkan (untuk shalat di masjid) dengan dibawa oleh dua
orang di kiri-kanannya sehingga didirikan di dalam shaff". [HR. Muslim juz
1, hal. 453, no. 257]
~
Dari
Abul Ahwash, ia berkata : ‘Abdullah (bin Mas’ud) berkata, "Sungguh saya
telah melihat (keadaan) kita. Tidaklah enggan untuk mendatangi shalat (di
masjid) kecuali orang munafiq yang telah diketahui kemunafiqannya atau orang
yang sakit. Sesungguhnya orang yang sakit, ia (bisa) berjalan diantara dua
orang sehingga datang (ke masjid) untuk shalat". Dan (‘Abdullah bin
Mas’ud) berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada
kita sunnah-sunnah petunjuk, dan sesungguhnya diantara sunnah-sunnah petunjuk
itu ialah shalat di masjid yang diserukan adzan padanya". [HR. Muslim juz
1, hal. 453, no. 256]
~
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya manusia
mengetahui kebaikan apa yang ada pada seruan adzan, dan pada shaff pertama,
lalu mereka tidak bisa mendapatkannya melainkan dengan berundi, tentu merekapun
akan berundi. Dan sendainya mereka mengetahui kebaikan yang ada pada datang
awwal pada shalat Dhuhur, tentu mereka akan berlomba-lomba untuk
mendapatkannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang ada pada shalat
‘Isyak dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya walaupun dengan
merangkak”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 152]
~
Dari
'Utsman bin ‘Affan, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa
yang datang shalat 'Isyak berjama'ah, maka ia mendapatkan pahala (seperti)
shalat setengah malam, dan barangsiapa yang shalat 'Isyak dan Shubuh
berjama'ah, maka ia mendapatkan pahala seperti shalat satu malam penuh".
[HR. Abu Dawud juz 1, hal. 152, no. 555]
~
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Tidak ada shalat yang lebih
berat bagi orang-orang munafiq daripada shalat Shubuh dan shalat Isyak.
Seandainya mereka mengetahui kebaikan apa yang ada pada keduanya itu, tentu
mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak. Sungguh aku ingin
menyuruh muadzdzin supaya beradzan dan iqamah, lalu aku menyuruh seseorang
untuk mengimami orang banyak, kemudian setelah itu aku menyalakan api, lalu aku
bakar rumah orang-orang yang tidak keluar untuk shalat berjama’ah”. [HR.
Bukhari juz 1, hal. 160]
~
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang diriku
di tangan-Nya, sungguh aku berkehendak memerintahkan (orang-orang untuk
mengumpulkan) kayu bakar, setelah terkumpul, kemudian aku perintahkan supaya
adzan untuk shalat, lalu aku menunjuk seorang untuk mengimami orang banyak,
lalu aku pergi kepada orang-orang (yang tidak hadir dalam shalat berjamaah),
kemudian aku bakar rumah-rumah mereka bersama yang ada di dalamnya. Dan demi
Tuhan yang diriku di tangan-Nya, seandainya seseorang diantara mereka
mengetahui bahwa ia akan mendapatkan tulang yang berdaging gemuk atau daging
pada dua rusuk yang baik, niscaya ia hadir pada shalat 'Isyak
(berjamaah)". [HR. Bukhari juz 1, hal. 158]
~
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Telah datang kepada Nabi SAW seorang buta (Abdullah
bin Ummi Maktum) lalu ia berkata, "Ya Rasulullah ! Sesungguhnya saya tidak mempunyai penuntun
yang menuntun saya ke masjid". Kemudian ia meminta kepada Rasulullah SAW
supaya memberi kelonggaran baginya untuk shalat di rumah. Maka beliau memberi
kelonggaran baginya. Tetapi setelah ia berpaling hendak pergi, beliau
memanggilnya lalu bertanya, "Apakah engkau mendengar adzan untuk shalat
?". Ia menjawab, "Ya".
Beliau bersabda, "Bila demikian, hendaklah engkau datang".
[HR. Muslim juz 1 : 452, no. 255]
~
Dari
Ubaiy bin Ka'ab, ia berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW mengimami kami
shalat Shubuh. (Setelah selesai shalat), beliau bertanya kepada kami,
"Apakah si fulan ada ?" Para shahabat menjawab, "Tidak ada
!" Rasulullah SAW bertanya lagi. "Apakah si fulan ada ?". Para
shahabat menjawab, "Tidak ada !". Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya dua shalat ini (‘Isyak dan Shubuh) adalah seberat-berat shalat
bagi orang-orang munafiq. Dan seandainya kalian mengetahui kebaikan yang ada
pada dua shalat ini (‘Isyak dan Shubuh), sungguh kalian akan mendatanginya
walaupun merangkak dengan lutut. Dan sesungguhnya shaff yang pertama adalah
seperti shaffnya para malaikat, dan seandainya kalian mengetahui kelebihannya,
sungguh kalian akan saling memperebutkannya. Dan sesungguhnya shalatnya
seseorang berjamaah dengan satu orang itu lebih baik dan lebih bersih dari pada
shalatnya sendirian, dan shalat berjama'ah dengan dua orang itu lebih baik dan
lebih bersih dari pada shalat berjamaah dengan satu orang, dan setiap yang
lebih banyak pesertanya, maka itu lebih dicintai oleh Allah Ta’aalaa".
[HR. Abu Dawud juz 1, hal. 151, no. 554]
~
Dari
Ubaiy bin Ka'ab, ia berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW mengimami kami
shalat Shubuh. (Setelah selesai shalat), beliau bertanya kepada kami,
"Apakah si Fulan datang ikut shalat ?" Para shahabat menjawab,
"Tidak !" Rasulullah SAW bertanya lagi. "Kalau si Fulan ?".
Para shahabat menjawab, "Tidak ada !". Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya dua shalat ini (‘Isyak dan Shubuh) adalah seberat-berat shalat
bagi orang-orang munafiq. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang ada
pada dua shalat ini (‘Isyak dan Shubuh), tentu mereka akan mendatanginya
walaupun dengan merangkak. Dan sesungguhnya shaff yang pertama adalah seperti
shaffnya para malaikat. Dan seandainya kalian mengetahui kelebihannya, sungguh kalian
akan saling memperebutkannya. Dan shalatnya seseorang berjamaah dengan satu
orang itu lebih baik dan lebih bersih dari pada shalatnya sendirian, dan shalat
berjama'ah dengan dua orang itu lebih baik dan lebih bersih dari pada shalat
berjamaah dengan satu orang, dan semakin lebih banyak pesertanya, maka itu
lebih dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla". [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 104]
~
Dari
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada tujuh golongan yang
Allah Ta’aalaa akan menaungi mereka di dalam naungan-Nya pada hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. Imam (pemimpin) yang adil, 2.
Pemuda yang giat dalam beribadah kepada Allah, 3. Orang laki-laki yang hatinya
bergantung pada masjid-masjid, 4. Dua orang yang saling mengasihi karena Allah,
keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, 5. Orang laki-laki
yang diajak berzina oleh wanita bangsawan, kaya lagi cantik molek, tetapi dia
tidak mau dan mengatakan, "Aku takut kepada Allah", 6. Orang yang
bersedekah dengan suatu sedekah dan ia merahasiakannya sehingga tangan kirinya
tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan 7. Orang yang mengingat
Allah diwaktu sunyi sehingga mengalirlah air mata dari kedua matanya".
[HR. Bukhari Juz 2, hal. 116]
Bersambung ......
Brosur Asli bisa (download di sini)
0 Response to "Sholat Berjama'ah (1)"
Posting Komentar