Hidup sesudah mati (03)
Hidup sesudah mati (03)
Assalamu
‘Alaikum Wr Wb
Salam
234, dalam kajian berikut saya akan mengetengahkan hasil dari kegiatan Jihad
Pagi MTA Pusat Surakarta yang memberi pelajaran kepada saya tentang Hidup
sesudah mati bagian yang ketiga. Brosur ini saya simpan di sini dengan maksud
agar tidak mudah hilang dan bisa saya buka sewaktu-waktu. Bagi sahabat dan
teman-teman yang menginginkan Brosur Aslinya bisa menghubungi MTA Pusat
Surakarta, atau juga bisa Download di bagian yang saya sediakan.
#brosurjihadpagi
Ahad,
16 Agustus 2020/26 Dzulhijjah 1441
Brosur
No. : 2016/2056/IF
~
Hidup
sesudah mati (03)
~
Alam qubur
(lanjutan)
Rasulullah SAW bersabda :
~Sesungguhnya
qubur itu mempunyai himpitan. Seandainya ada orang yang terlepas dari padanya,
niscaya terlepaslah Sa'ad bin Mu’dz dari padanya. [HR. Ahmad dan Ibnu Jarir]
~Seandainya
ada seorang yang bisa terselamat dari pada himpitan qubur, niscaya
terselamatlah Sa'ad bin Mu’adz. Sesungguhnya ia telah dihimpit dengan satu
himpitan, kemudian dikendorkan dari padanya. [HR. Tirmidzi, Thabrani dan
Baihaqi]
~Sesungguhnya
himpitan qubur atas mukmin itu, seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu
sakit kepala kepadanya, lalu dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut,
tetapi, ya 'Aisyah ! Celaka orang-orang yang syak tentang Allah ! Dengan amat
dahsyat akan dihimpit mereka itu di qubur-qubur mereka, sebagaimana himpitan
batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan Dailami]
~Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Nabiyullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang
hamba jika diletakkan di dalam quburnya dan teman-temannya sudah
meninggalkannya, ia mendengar suara sandal mereka. Kemudian ia didatangi dua
malaikat, lalu mendudukkannya dan bertanya, “Apa pendapatmu tentang laki-laki
ini (Muhammad SAW) ?”. Adapun orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa
dia hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu
di nereka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga”. Maka ia dapat
melihat keduanya”. Qatadah berkata, “Dan disebutkan kepada kami bahwasanya
mayyit itu diluaskan quburnya seluas 70 hasta, dan dipenuhi quburnya dengan
kenikmatan hingga hari mereka dibangkitkan. [HR. Muslim juz 4, hal. 2200]
~Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang mati
ketika diletakkan di dalam quburnya, ia masih mendengar suara sandal
orang-orang yang melayatnya ketika mereka pergi meninggalkannya”. [HR. Muslim
juz 4, hal. 2201]
~Dari
Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya apabila
manusia diletakkan dalam quburnya, setelah teman-temannya berpaling dan pergi
hingga ia mendengar suara sandal mereka, lalu datanglah kedua malaikat,
mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Apa yang dahulu kamu katakan (ketika di
dunia) tentang laki-laki ini, yaitu Muhammad SAW ?”. Adapun orang mukmin, maka
ia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka
dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah
menggantinya dengan tempat duduk di surga”. Maka ia melihat keduanya. Adapun
orang munafiq dan kafir ketika ditanya, “Apa yang dahulu kamu katakan tentang
laki-laki ini ?”. Ia akan menjawab, “Saya tidak tahu, saya dulu mengatakan
apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang”. Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak
tahu dan tidak membaca”. Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi diantara
kedua telinganya, lalu ia berteriak sekeras-kerasnya yang didengar oleh apa
yang didekatnya selain jin dan manusia”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 102]
~Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila jenazah
diletakkan dan orang-orang mengangkatnya di atas pundak mereka, jika jenazah
itu baik maka ia berkata, “Ajukanlah saya”. Jika jenazah itu tidak baik maka ia
berkata, “Wahai celakanya, kemanakah kalian pergi membawa jenazah ?”. Segala
sesuatu mendengarnya kecuali manusia. Seandainya manusia mendengarnya niscaya
ia pingsan”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 87]
~Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Apabila ruh orang mukmin keluar, dua malaikat
menjemputnya dan membawanya naik. (Hammad berkata : Abu Hurairah menyebutkan
harum baunya seperti minyak wangi). Dan penghuni langit berkata, “Ini adalah
ruh yang baik yang datang dari bumi. Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu
dan kepada jasad yang engkau tempati”. Lalu ruh itu dibawa ke hadapan Tuhannya
‘Azza wa Jalla, lalu Dia berfirman, “Bawalah ia ke batas yang terakhir
(Sidratul Muntaha)”. Dan apabila ruh orang kafir keluar, (Hammad berkata : Abu
Hurairah menyebutkan busuknya bau ruh itu dan ia dilaknati). Kemudian penghuni
langit berkata, “Ini adalah ruh yang jelek yang datang dari bumi”. Kemudian
difirmankan, “Bawalah ia ke tempat terakhir (ke Sijjin)”. Abu Hurairah berkata,
“Lalu Rasulullah SAW menutupkan kain tipis ke hidungnya demikian”. [HR. Muslim
juz 2, hal. 2202]
~Dari
Baraa’ bin ‘Aazib dari Nabi SAW beliau membaca “Yutsabbitul-loohul-ladziina
aamanuu bil qoulits-tsaabit” (Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan
ucapan yang teguh). [QS. Ibrahim : 27] Lalu beliau bersabda, “Ayat ini turun
mengenai siksa qubur. Ditanyakan kepada orang mukmin, “Siapakah Tuhanmu ?”. Ia
menjawab, “Tuhanku Allah, dan nabiku Muhammad SAW”. Itulah yang dimaksudkan
dengan firman Allah “Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan
yang teguh di dalam kehidupan dunia dan akhirat”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2201]
~Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Dahulu kami berada diantara Makkah dan Madinah
bersama ‘Umar. Kami berusaha melihat bulan (tanggal muda), sedangkan aku orang
yang berpenglihatan tajam, maka aku dapat melihatnya, dan tidak ada seorangpun
yang menyangka bahwa selain aku dapat melihatnya. Kemudian aku berkata kepada
‘Umar, “Apakah kamu dapat melihatnya ?”. Ternyata ia tidak melihatnya, lalu
‘Umar berkata, “Aku akan melihatnya dengan berbaring diatas pembaringanku”.
Kemudian ia mulai bercerita kepada kami tentang Ahli Badr, katanya,
“Sesungguhnya Rasulullah SAW dahulu pernah menunjukkan kepada kami
tempat-tempat terbunuhnya Ahli Badr sebelum terjadi. Sabda beliau, “Ini tempat
terbunuhnya si fulan besuk, insya Allah”. ‘Umar berkata, “Demi Tuhan yang telah
mengutusnya dengan haq, mereka (yang terbunuh) tidak melampaui batas-batas
tempat yang telah ditetapkan Rasulullah SAW”. Kemudian mereka dimasukkan ke
dalam sumur, bertumpuk-tumpuk, setelah itu beliau menuju ke tempat mereka, lalu
bersabda, “Hai fulan bin fulan, hai fulan bin fulan, apakah kamu telah
mendapatkan apa yang pernah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dengan nyata ?
Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang pernah dijanjikan Allah kepadaku
dengan nyata”. ‘Umar berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana engkau berbicara dengan
jasad-jasad yang tidak mempunyai ruh ?”. Beliau bersabda, “Kamu tidak lebih
mendengar dari pada mereka akan apa yang aku katakan, hanya saja mereka tidak
bisa menjawab kepadaku sedikitpun”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2202]
~Dari
Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW membiarkan tiga orang yang terbunuh di
Badr, kemudian beliau mendatangi mereka dan berdiri diatas mereka lalu
memanggil mereka, “Hai Abu Jahl bin Hisyam, hai Ummayah bin Khalaf, hai ‘Utbah
bin Rabi’ah, hai Syaibah bin Rabi’ah, bukankah kamu telah mendapatkan apa yang
dijanjikan Tuhanmu dengan nyata ? Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang
telah dijanjikan Tuhanku dengan nyata”. Mendengar sabda Nabi SAW demikian itu
‘Umar bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana mereka bisa mendengar dan menjawab,
sedangkan mereka telah menjadi bangkai ?”. Beliau bersabda, “Demi Tuhan yang
jiwaku di tangan-Nya, kamu tidak lebih mendengar dari pada mereka tentang apa
yang aku katakan, tetapi mereka tidak bisa menjawab”. Setelah itu beliau
memerintahkan agar mereka disingkirkan, lalu mereka diseret dan dimasukkan ke
dalam sumur di Badr. [HR. Muslim juz 4, hal. 2203]
~Dari Ibnu
‘Abbas RA, dari Nabi SAW : Bahwasanya Nabi SAW melewati dua qubur, lalu
bersabda, “Sesungguhnya kedua-duanya sedang disiksa, dan keduanya tidak disiksa
dalam urusan yang (dianggap) besar. Adapun salah seorang dari keduanya, ia
tidak mau membersihkan diri dari kencingnya. Sedangkan yang lain, suka mengadu
domba”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu beliau
membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan tiap bagian pada setiap
qubur. Para shahabat lalu bertanya, “Untuk apakah engkau melakukan itu ya
Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Mudah-mudahan akan diringankan siksa kedua orang
ini selama pelepah kurma itu belum menjadi kering”. [HR. Bukhari juz 2, hal.
98]
Bersambung ........
Brosur asli dan lengkap bisa (Download di sini)
0 Response to "Hidup sesudah mati (03)"
Posting Komentar